Aloha readers, sesuai janji-ku yah. Aku mau review mengenai film Korea yang judulnya 'Roaring Currents'. Film ini nyeritain sosok Laksamana Yi Sun-Shin guys. Mungkin beberapa dari kalian yang suka banget sejarahnya Korea akan tahu salah satu tokoh ini. Langsung aja kuy. Ini recommended banget guys lihat aja judul paling atasnya "Korea's no.1 Box Office Hit".
The Admiral : Roaring Currents ini menceritakan tentang Laksamana yang sangat terkenal sepanjang sejarah Korea. Kalau dari pengalamanku ya, (pastinya yang didapatkan dari menonton drama wkwk) nama beliau pernah aku tahu disebut di Drakor yang judulnya Pasta, scene-nya pas Yoo Kyung latihan goyangin wajan pakai uang-uang koin. Nah,Yoo Kyung percaya gambar di uang-uang itu adalah Laksamana Shin Yu Shin. Jadi, biar semangat sambil sebut namanya "Laksamana Shin Yu Shin" gitu setiap goyangin wajannya. Tapi lucunya dia malah berantem karena chef-nya ndak setuju yang digambar koin adalah Laksamana Shin Yu Shin. wkkw. Dan sepertinya pernah juga di drama korea lainya yang aku lupa judulnya. Jadi, menurutku ini menunjukan bahwa beliau (Laksamana Shin Yu Shin) ini orang yang sangat penting dalam sejarah Korea.
Aku suka film ini fokus banget sama perjuangan si Laksamana. Kepemimpinan maupun strategi disini menurutku tersampaikan dengan baik. Nilai-nilai penting yang bisa diambil juga bagus banget. Mungkin salah satu hal yang paling ingin disampaikan dari perjuangan seorang Laksamana Shin Yu Shin adalah "Mengubah ketakutan menjadi keberanian'. Aku pengen banget nyeritain lebih detail disini, buat yang tidak mau spoiler skip aja yah *hehe
Dibuka dari cerita sebelum kondisi Laksamana dan pasukannya saat ini. Dimana Laksamana sempat ditangkap dan dicabut gelar kemiliterannya. Hingga kondisi sekarang yang tergolong beliau sudah berusia lanjut dan mulai sakit. Namun, masih memimpin paskan untuk menjaga daerah tertentu khususnya yang berhubungan dengan laut. *Jabatannya aja laksamana ya jadi pasti wilayah yang dijaganya Laut gais ibarat Tentara Angkatan Laut gitu*. Saat itu, musuhnya adalah tentara Jepang yang jumlahnya banyak dan menduduki beberapa daerah. Mereka juga sedang meneror pasukannya Laksamana guys jadi kaya nakut-nakutin gitu untuk menjatuhkan mental pasukannya si Laksamana. Dari sisi jumlah itu beda banget antara musuh dan pasukan Laksamana sendiri yang tidak memungkinkan untuk meminta bantuan tambahan tentara laut guys. Jadi teringat sama perang Rasulullah yang perbandingan jumlah pasukannya dengan lawan berbeda jauh namun perang tetap dapat dimenangkan. Yups, karena menang bukan perkara jumlah dan tidak ada hal yang tidak mungkin ya guys.
Lanjut, upaya musuh ini sebenarnya bikin prajurit bahkan kapten-kapten kapal yang tersisa itu merasa takut. Sehingga ketika mereka berdiskusi dengan Laksamana, mereka berupaya untuk menekan Laksamana agar segera memberi keputusan *ciye panik*. Sebagai penonton aku sih baca kaya ingin mundur gitu karena setelah mendengar perintah Laksamana bahwa mereka akan melawan itu pada bilang kalau perintah yang harus dilaksanakan dari Laksamana sama saja seperti bunuh diri. Bahkan ada salah satu yang ngegas banget guys *sebenarnya aku salfok sama pemeran kapten yang ini soalnya biasanya beliau jadi aktor yang kocak guys, tumben disini beliau bisa serius ternyata walaupun memerankan kapten yang panikan wkwk*. Tapi Qiyadah wal Jundiyah-nya keren guys akhirnya mereka tetap patuh dan bersabar mengikuti keputusan pemimpinnya (Laksamana).
Laksamana Shin Yu Shin pun tidak diam saja menanggapi pasukannya yang ketakutan. Beliau sangat tegas menerapkan aturan militer dimana berkhianat itu termasuk kesalahan yang hukumannya berat banget. Salah satunya adalah lari dari pertempuran. Mungkin di awal pas nonton agak kaget yah *soalnya aku kaget dan kasihan huhu ya kan nyawa orang gitu, tapi kalau dipikirkan kembali sebagai pejuang pastinya sudah bisa membedakan baik dan buruk serta konsekuensi ya guys. Kalau kita sambil mengingat perang zaman rasul dulu itu. Pada salah satu perangnya ada posisi pasukan rasul itu dibelakangnya adalah sebuah bukit. Jadi seperti tidak ada jalan untuk mundur. Dan hal ini sebenarnya menjadi motivasi tersendiri bahwa pilihan ketika perang hanya menang dan mati syahid. Tak ada itu mundur atau berbalik arah guys. Dan nih yah, kalau kita pikir-pikir orang-orang yang ragu dan takut itu jika dibiarkan bisa menularkan takutnya kepada yang lain dan malah membuat pasukan benar-benar lemah. Yang ujungnya memberi keuntungan musuh karena tujuannya tercapai*.
Pada scene percakapan beliau dengan anaknya kita akan berpikir lebih dalam guys mengenai pemecahan masalah oleh Laksamana ini *detailnya nonton aja filmnya yah hati2 salfok sama pemeran anaknya* . Nah, akhirnya pertempuran dilakukan sesuai rencana guys. TAPI dari 12 KAPAL yang seharusnya berperang, bisa-bisanya pada BALIK ARAH sehingga hanya 1 kapal yaitu yang ditumpangi sendiri oleh Laksamana-lah yang maju untuk melawan musuh. Ceritanya single fighter gitu guys. Aku ndak bisa nyertain perjuangannya gais ini bener-bener harus ditonton aja. mungkin readers juga belum pernahkan baca sinopsis film action :( yakali , masa lewat tulisan huhu. Pokoknya mah namanya juga sendirian pasti tu sampailah dititik mereka terpojok dan sangat lemah. Namun, selalu berusaha untuk bangkit kembali.
Kondisi dan semangat inilah yang mengetuk salah satu kapten kapal sehingga mengarahkan kapalnya untuk kembali dan membantu Laksamana. Hingga lama kelamaan kapal-kapal lainnya juga kembali untuk membantu dan rasa ketakutan mereka menghilang melihat perjuangan pemimpinnya. *kadang gitu ya guys sebagai pemimpin harus memberi contoh dulu* Dan akhirnya tentu saja mereka menang guys. Dan musuh yang meremehkan Laksamana mengakhiri kehidupannya. Sambil nonton film, kita juga bisa bandingin guys perbedaannya pasukan Laksamana sama musuhnya sehingga kita tahu alasan pasukan Laksamana menang bukan hanya karena strategi maupun kepercayaan para kapal terhadap Laksamana. Dari sisi musuh punya kelemahan sombong dan terpecah belah.
Banyak banget hal yang bisa kita ambil pelajaran dari film ini. Beberapa kali udah aku mention ya. Kaya taat kepada pemimpin, sekalipun pada sisi kita keputusan bukan yang terbaik. Percayalah, pemimpin mempunyai kapasitasnya dalam menentukan keputusan. Bisa kita lihat lho selama perang, strateginya bagus dan telah mengantisipasi serangan musuh yang jumlah perbandingannya sangat berbeda.
Hal lainnya kita tidak boleh mudah menyerah, ketika buntu atau putus asa yang perlu kita lakukan adalh lebih peka dengan sekitar. Karena jawabannya ada disekitar kita. Seperti beliau yang menemukan arus Laut sehingga dimanfaatkan untuk menjebak musuh. Pasti ada jalan gais.
Kemudian, ada pembagian tugas. Setiap orang mempunyai kontribusinya masing-masing. Dan mereka termasuk pejuang yang berkorban besar. Salah satunya penyampai pesan rahasia yang diluar rencana akhirnya harus mengorbankan diri di kapal yang berisi bahan peledak.
Perihal para kapten, sebenarnya ada salah satu yang aku lihat sangat patuh dan percaya kepada Laksamana. Jadi, sedikit kecewa ketika kapalnyapun tidak ikut berjuang dari awal. Namun, kapalnya menjadi yang pertama berbalik membantu Laksamana ketika melihatnya membutuhkan bantuan dan datang disaat yang sangat tepat.
Pengorbanan tentara yang membakar tempat tinggalnya membuat mereka dapat menjernihkan kembali pikiran bahwa untuk perang haurs siap untuk mati dan tidak lagi masih memikirkan tempat tinggal. Ibarat ketika melakukan sesuai kita harus bersungguh-sungguh dan fokus. Di Film itu aku sampai mikir benar-benar ya pasukannya dipaksa banget dengan berbagai cara supaya mereka betul-betul murni hihihi. Sebenarnya tempat itu lebih ke tempat persembunyian dengan fasilitas hidup yang baik. kalau dimusnahkan berarti mreka harus berangkat dan jangan sampai berpikiran untuk kembali lagi / kembali bersembunyi lagi. Tapi kita semua tahu lah ya, mereka perang untuk menang dan kembali cmiw.
Memang sih, untuk raders yang tidak suka kekerasan, darah, pembunuhan, serius-seriusan atau tidak bisa menjaga kehaluan (lihat orang cakep*eh) tidak dianjurkan menonton film ini. Bisa kurang enjoy nontonnya. Tapi kembali lagi, selalu ada yang dapat diambil hikmahnya guys.
Okay, segitu dulu ya review-ku tentang film ini. Intinya mah oke banget. Aku suka banget dan yang paling teringat bahwa ketakutan bisa diubah menjadi keberanian oleh strateginya Laksamana Shin Yu Shin.
Setiap pandangan orang pasti berbeda, ada yang suka bagaimana beliau berperang. ada yang suka atau bagian serunya kelemahan musuh. Ada juga mungkin yang suka nonton film karena cuci mata melihat perlengkapan dan pakaian yang digunakan orang zaman dulu terutama tentaranya. Secara keseluruhan, aku berharap Indonesia bisa juga membuat film seperti ini.
Tentang pahwalan, prajurit di masa kerajaan mungkin ?
Aku jadi pengen nonton buat tau gimana strateginya sma mau cuci mata sih wkwkwk makasih kaka rekomendasi dan reviewnya
ReplyDeleteWaaa selamat menonton yaaa
DeleteMasama kakak >.<
Ma sya Allah, laksamana yg the best dan tanggung... Amazing banget filmnya... Rekomended banget untuk kaum muda mudi membangun mental tangguh cerdas dan disiplin... Thank you @Padma Maharany for review 🤗
ReplyDeleteDitunggu review film2 or buku2 yg laiiinnyaaa
*tangguh
ReplyDelete